Wednesday 20 February 2019

POST TEST COBIT


Selain COBIT, terdapat beberapa tools lain yang digunakan untuk melakukan audit Teknologi Informasi (TI), yaitu:
  • ACL (Audit Command Language)
Merupakan perangkat lunak dalam pelaksanaan audit yang di design khusus untuk melakukan analisa data elektronik suatu perusahaan dan membantu menyiapkan laporan audit secara mudah dan interaktif. ACL dapat digunakan untuk user biasa atau yang sudah ahli.
  • Picalo
Picalo adalah perangkat lunak yang dapat digunakan untuk melakukan analisa data yang dihasilkan dari berbagai sumber. Picalo dikemas dengan GUI (Graphis User Interface) yang mudah digunakan, dan dapat berjalan di berbagai sistem operasi.
  • Metasploit
Metasploit merupakan perangkat lunak yang dapat membanttu keamanan dan sifat profesionalisme teknologi informasi seperti melakukan identifikasi masalah keamanan, verifikasi kerentanan, dapat melakukan scanning aplikasi website, dan rekayasa sosial.
  • NMap (Network Mapper)
NMap bersifat open source yang digunakan untuk audit dalam hal keamanan. Sistem dan administrator menggunakan perangkat lunak ini sebagai persediaan jaringan, mengelola jadwal layanan untuk upgrade, jenis firewall apa yang sedang digunakan, dan lain-lain. NMap berjalan pada semua sistem operasi dan paket biner seperti Linux, serta dapat melakukan transfer data secara fleksibel.
  • Wireshark
Wireshark adalah jaringan terkemuka pada analyzer protocol. Perangkat ini dapat membantu dalam melakukan penangkapan dan interaksi dalam penelusuran lalu lintas yang berjalan pada jaringan komputer.


PRE TEST COBIT


COBIT (Control Objective for Information and related Technology) adalah kerangka panduan tata kelola TI dan atau bisa juga disebut sebagai toolset pendukung yang bisa digunakan untuk menjembatani gap antara kebutuhan dan bagaimana teknis pelaksanaan pemenuhan kebutuhan tersebut dalam suatu organisasi. COBIT memungkinkan pengembangan kebijakan yang jelas dan sangat baik digunakan untuk IT kontrol seluruh organisasi, membantu meningkatkan kualitas dan nilai serta menyederhanakan pelaksanaan alur proses sebuah organisasi dari sisi penerapan IT. 

Versi-versi COBIT adalah sebagai berikut :
  • Versi pertama diterbitkan pada tahun 1996 
  • Versi kedua tahun 1998
  • Versi 3.0 di tahun 2000
  • Cobit 4.0 pada tahun 2005
  • CObit 4.1 tahun 2007 
  • Versi 5 yang di rilis baru-baru saja

COBIT berorientasi proses, dimana secara praktis COBIT dijadikan suatu standar panduan untuk membantu mengelola suatu organisasi mencapai tujuannya dengan memanfaatkan IT. COBIT memberikan panduan kerangka kerja yang bisa mengendalikan semua kegiatan organisasi secara detail dan jelas sehingga dapat membantu memudahkan pengambilan keputusan di level top dalam organisasi. 
Siapa saja yang menggunakan COBIT? COBIT digunakan secara umum oleh mereka yang memiliki tanggung jawab utama dalam alur proses organisasi, mereka yang organisasinya sangat bergantung pada kualitas, kehandalan dan penguasaan teknologi informasi.

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 
  • Perencanaan dan Organisasi (Plan and Organise
Domain ini mencakup strategi dan taktik yang menyangkut identifikasi tentang bagaimana TI dapat memberikan kontribusi terbaik dalam pencapaian tujuan bisnis organisasi sehingga terbentuk sebuah organisasi yang baik dengan infrastruktur teknologi yang baik pula. 
  • Pengadaan dan Implementasi (Acquire and Implement
Untuk mewujudkan strategi TI, solusi TI perlu diidentifikasi, dibangun atau diperoleh dan kemudian diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis. 
  • Pengantaran dan Dukungan (Deliver and Support
Domain ini berhubungan dengan penyampaian layanan yang diinginkan, yang terdiri dari operasi pada security dan aspek kesinambungan bisnis sampai dengan pengadaan training. 
  • Pengawasan dan Evaluasi (Monitor and Evaluate
Semua proses TI perlu dinilai secara teratur dan berkala bagaimana kualitas dan kesesuaiannya dengan kebutuhan kontrol. 


Sunday 6 January 2019

POST TEST KENDALI DAN AUDIR SISTEM INFORMASI


Pengendalian TI didefinisikan sebagai suatu pernyataan hasil yang diinginkan atau maksud yang dicapai oleh prosedur pengendalian implementasi dalam kegiatan TI khusus. Terdapat 15 area pengendalian, yaitu :

1.      Integritas Sistem
ü  Ketersediaan dan kesinambungan sistem komputer untuk user.
ü  Kelengkapan, Keakuratan, Otorisasi, serta proses yg auditable.
ü  Persetujuan dari user atas kinerja sistem yang diinginkan.
ü  Preventive maintenance agreements untuk seluruh perlengkapan.
ü  Kesesuaian kinerja antara S/W dan jaringan dengan yang diharapkan.
ü  Serta adanya program yang disusun untuk operasi secara menyeluruh.
2.      Manajemen Sumber Daya
ü  Faktor-faktor yang melengkapi integritas sistem. Yaitu meyakini kelangsungan (ongoing) H/W, S/W, SO, S/W aplikasi, dan komunikasi jaringan komputer, telah dipantau dan dikelola pada kinerja yang maksimal namun tetap dengan biaya yang wajar. Hal-hal tersebut di dokumentasikan secara formal, demi proses yang
berkesinambungan.
3.      Pengendalian Perubahan S/W Aplikasi dan S/W Sistem
ü  Menentukan adanya keterlibatan dan persetujuan user dalam hal adanya perubahan
terhadap s/w aplikasi dan s/w sistem.
ü  Setiap pengembangan dan perbaikan aplikasi harus melalui proses formal dan di
dokumentasikan serta telah melalui tahapan-tahapan pengembangan sistem yang
dibakukan dan disetujui.
4.      Backup dan Recovery
ü  Demi kelangsungan usaha, harus tersedia data processing disaster recovery planning (rencana pemulihan data dan pusat sistem informasi apabila terjadi kehancuran). Baik berupa backup dan pemulihan normal, maupun rencana contingency untuk kerusakan pusat SI (lokasi gedung, peralatanya, SDM-nya maupun manualnya).
5.      Contigency Planning
ü  Perencanaan yang komprehenshif di dalam mengantisipasi terjadinya ancaman terhadap fasilitas pemrosesan SI. Dimana sebagian besar komponen utama dari disaster recovery plan telah dirumuskan dengan jelas, telah di koordinasikan dan disetujui, seperti critical application systems, identifikasi peralatan dan fasilitas penunjang H/W, sistem S/W dan sebagainya.
6.      System S/W Support
ü  Pengukuran pengendalian dalam pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan
dari S/W SO, biasanya lebih canggih dan lebih cepat perputarannya dibandingkan
dengan S/W aplikasi. Dengan ketergantungan yang lebih besar kepada staf teknik
untuk integritas fungsionalnya.
ü  Pengukuran kendali pengamanan aplikasi individu maupun pengamanan logika
sistem secara menyeluruh (systemwide logical security).
7.      Dokumentasi
ü  Integritas dan ketersediaan dokumen operasi, pengembangan aplikasi, user dan S/W sistem. Diantaranya dokumentasi program dan sistem, buku pedoman operasi dan schedule operasi. Untuk setiap aplikasi sebaiknya tersedia dokumentasi untuk tiap jenjang user.
8.      Pelatihan atau Training
ü  Adanya penjenjagan berdasarkan kemampuan untuk seluruh lapisan manajemen dan staf, dalam hal penguasaannya atas aplikasi-aplikasi dan kemampuan teknisnya. Serta rencana pelatihan yang berkesinambungan.
9.      Administrasi
ü  Struktur organisasi dan bagannya, rencana strategis, tanggung jawab fungsional, job description, sejalan dengan metoda job accounting dan/atau charge out yang
digunakan. Termasuk didalamnya pengukuran atas proses pengadaan dan persetujuan untuk semua sumber daya SI.
10.  Pengendalian Lingkungan dan Keamanan Fisik
ü  Listrik, peyejuk udara, penerang ruangan, pengaturan kelembaban, serta kendali
akses ke sumber daya informasi.
ü  Pencegahan kebakaran, ketersediaan sumber listrik cadangan.
ü  Pengendalian dan backup sarana telekomunikasi.
11.  Operasi
ü  Diprogram untuk merespon permintaan/keperluan SO.
ü  Review atas kelompok SO berdasarkan job schedulling, review yang terus-menerus
terhadap operator, retensi terhadap console log message, dokumentasi untuk
run/restore/backup atas seluruh aplikasi.
ü  Daftar personel, dan nomor telepon yang harus dihubungi jika muncul masalah SO, penerapan sistem shift dan rotasi serta pengambilan cuti untuk setiap operator.
12.  Telekomunikasi
ü  Review terhadap logical and physical access controls, AKS.
ü  Metodologi pengacakan (encryption) terhadap aplikasi electronic data interchange
(EDI).
ü  Adanya supervisi yang berkesinambungan terhadap jaringan komputer dan
komitmen untuk ketersediaan jaringan tersebut dan juga redundansi saluran
telekomunikasi.
13.  Program Libraries
ü  Terdapat pemisahan dan prosedur pengendalian formal untuk application source
code
dan compiled production program code dengan yang disimpan di application
test libraries development.
ü  Terdapat review atas prosedur quality assurance.
14.  Application Support
ü  Bahwa proses tetap dapat berlangsung walaupun terjadi kegagalan sistem.
ü  Sejalan dengan kesinambungan proses untuk inisiasi sistem baru, manajemen proyek, proses pengujian yang menyeluruh antara user dan staf SI.
ü  Adanya review baik formal maupun informal terhadap tingkat kepuasan atas SDLC
yang digunakan.
15.  Microcomputer Controls
ü  Pembatasan yang ketat dalam pengadaan, pengembangan aplikasi, dokumentasi atas aplikasi produksi maupun aplikasi dengan misi yang kritis, sekuriti logika, dan fisik terhadap microcomputer yang dimiliki.
ü  Pembuatan daftar inventaris atas H/W, S/W, serta legalitas dari S/W untuk
menghindari tuntutan pelanggaran hak cipta.



PRE TEST KENDALI DAN AUDIR SISTEM INFORMASI

Pengendalian internal telah mengalami perubahan dari konsep 'ketersediaan pengendalian' ke konsep 'proses pencapaian tujuan'. Konsep Proses Pencapaian Tujuan merupakan suatu kegiatan yang memiliki tujuan dengan menggunakan perencanaan, pengarahan, pengorganisasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efisien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan. Efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisasi, dan sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Sedangkan orang yang bertanggung jawab terhadap terlaksananya suatu tujuan atau berjalannya suatu kegiatan manajemen disebut manajer.
Dengan konsep Proses Pencapaian Tujuan, disadari bahwa intelektualitas tidak lagi terletak pada pucuk pimpinan, tetapi pada lapisan bawah. Mereka yang dekat dengan konsumen yang paling mengerti dengan kebutuhan pasar.
Pengorganisasian yang paling tepat untuk kondisi seperti ini adalah pengorganisasian orkes simponi. Organisasi ini sepenuhnya akan digerakan oleh dinamika para pekerja (ujung tombak) sesuai spesialisasi masing-masing.
Untuk menjaga kekompakan agar terjadi irama yang serasi dibutuhkan seorang manajer yang berfungsi sebagai konduktor. Manajer tersebut tidak lagi harus memiliki pengetahuan teknis seperti yang dimiliki pemain orkesnya, tetapi yang diperlukan hanya seorang yang mampu mengatur tempo dan menguasai tingkatan nada.



Saturday 17 November 2018

POST TEST MEMERIKSA SISTEM INFORMASI


1. Tiga Aspek Kata Kunci pada Kontrol Sistem
  • Pengendalian adalah Sebuah Sistem
Dengan kata lain, terdiri dari sekumpulan komponen yang saling berelasi yang berfungsi secara bersama-sama untuk menyelesaikan suatu maksud atau tujuan.
  • Keabsahan atau Kebenaran dari Suatu Kegiatan
Keabsahan kegiatan dapat muncul jika tidak ada otorisasi (unauthorized), tidak akurat (inaccurate), tidak lengkap (incomplete), redundansi (redundant), tidak efektif (ineffective) atau tidak efisien (inefficient) pemasukan data kedalam sistem.
  • Pemeriksaan
Digunakan untuk mencegah (prevent), mendeteksi (detect), atau mengoreksi (correct) kejadian atau peristiwa yang tidak sesuai dengan aturan atau hukum (unlawful events).


2. Langkah-Langkah dalam Perencanaan Audit 
  • Pemahaman Bisnis dan industri klien
Untuk dapat membuat perencanaan audit secara memadai, auditor harus memiliki pengetahuan tentang bisnis kliennya agar memahami kejadian, transaksi, dan praktik yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap laporan keuangan.
  • Prosedur analitik
Evaluasi informasi keuangan yang dibuat dengan mempelajari hubungan yang masuk antara data keuangan yang satu dengan data keuangan lainnya, atau antara data keuangan dan data non keuangan. Prosedur analitis mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit yang mematikan berbagai hubungan dan unsur data.
  • Mempertimbangkan materialitas awal
Materialitas merupakan suatu konsep yang sangat penting dalam audit laporan keuangan karena materialitas mendasari penerapan standar auditing, khususnya pengerjaan lapangan, dan stndar pelaporan.materialitas adalah besarnya kelalaian atau pernyataan yang salah pada informasi akuntansi yang dapat menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
  • Mempertimbangkan resiko audit.
Audit harus mempertimbangkan risiko audit dalam melakukan perencanaan audit. Risiko audit adlah risiko tidak diketahuinya kesalahan yang dapat mengubah pendapat auditor atas suatu laporan keuangan yang diaudit. Risiko audit terdiri dari atas tiga komponen, yaitu: Risiko bawaan, Risiko pengendalian, dan Risiko deteksi.
  • Menetapkan strategi audi tawal untuk asersi-asersi.
Mengembangkan strategi audit pendahuluan untuk asersi yang signifikan bertujuan agar auditor dalam perencanaan dan pelaksanaan audit dapat menurunkan risiko audit pada tingkat serendah mungkin untuk mendukung pendapat auditor mengenai kewajaran laporan keuangan
  • Mendapatkan pemahaman tentang struktur pengendalian intern klien.
Standar pengerjaan lapangan kedua menyatakan bahwa pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.


Sumber : hasmapsa.staff.gunadarma.ac.id/

PRETEST MEMERIKSA SISTEM INFORMASI


EVALUASI / AUDIT SISTEM INFORMASI

Audit Sistem Informasi menurut Ron Weber (1999, p.10) adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bukti-bukti untuk menentukan apakah suatu sistem aplikasi komputerisasi telah menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian intern yang memadai. Semua aktiva dilindungi dengan baik atau tidak disalahgunakan serta terjaminnya integritas data, keandalan serta efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan sistem informasi berbasis komputer.

Audit Sistem Informasi dilakukan untuk:
  • Apakah sistem komputerisasi suatu organisasi atau perusahaan dapat mendukung pengamanan aset.
  • Apakah sistem komputerisasi dapat mendukung pencapaian tujuan organisasi atau perusahaan.
  • Apakah sistem komputerisasi tersebut efektif, efisien dan data integrity terjamin.

Tujuan Audit Sistem informasi :
  • Mengamankan Asset
Aset (aktiva) yang berhubungan dengan instalasi sistem informasi mencakup: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), manusia (people), file data, dokumentasi sistem, dan peralatan pendukung lainnya.
  • Menjaga Integritas Data
Integritas data berarti data memiliki atribut: kelengkapan, baik dan dipercaya, kemurnian, dan ketelitian. Tanpa menjaga integritas data, organisasi tidak dapat memperlihatkan potret dirinya dengan benar atau kejadian yang ada tidak terungkap seperti apa adanya. Keputusan maupun langkah-langkah penting di organisasi salah sasaran karena tidak didukung dengan data yang benar. Oleh karena itu, upaya untuk menjaga integritas data, dengan konsekuensi akan ada biaya prosedur pengendalian yang dikeluarkan harus sepadan dengan manfaat yang diharapkan.
  • Menjaga Efektifitas Sistem
Sistem informasi dikatakan efektif hanya jika sistem tersebut dapat mencapai tujuannya. Perlu upaya untuk mengetahui kebutuhan pengguna sistem tersebut (user), apakah sistem menghasilkan laporan atau informasi yang bermanfaat bagi user. Auditor perlu mengetahui karakteristik user berikut proses pengambilan keputusannya. Biasanya audit efektivitas sistem dilakukan setelah suatu sistem berjalan beberapa waktu. Manajemen dapat meminta auditor untuk melakukan post audit guna menentukan sejauh mana sistem telah mencapai tujuan.
  • Efisiensi
Dikatakan efisien jika ia menggunakan sumberdaya seminimal mungkin untuk menghasilkan output yang dibutuhkan. Pada kenyataannya, sistem informasi menggunakan berbagai sumberdaya, seperti mesin, dan segala perlengkapannya, perangkat lunak, sarana komunikasi dan tenaga kerja yang mengoperasikan sistem tersebut.


Sumber : untag-sby.ac.id/m/berita-154-audit-sistem-informasi.html

Saturday 21 October 2017

MESIN SORTASI KOPI OTOMATIS


Apakah mungkin membuat mesin menjadi cerdas? Jawabannya tentu saja iya. Mesin cerdas yang sudah umum di masyarakat ialah komputer, mesin cuci, dan microwave. Teknologi akan terus berkembang untuk membantu pekerjaan manusia. Disini saya akan memberi salah satu contoh mesin cerdas yang belum umum di masyarakat, yaitu mesin sortasi kopi otomatis. Kenapa belum umum? Karena banyak petani kopi di negara-negara berkembang (seperti di Indonesia) yang masih melakukan proses memilah kopi secara manual. Kopi dipilah satu persatu dengan sepenuhnya menggunakan tenaga manusia. Melelahkan bukan? Padahal menurut TradeMap2017, Indonesia adalah negara eksportir kopi terbesar kelima di dunia setelah Brazil, Vietnam, Kolombia, dan Jerman. Bayangkan jika seluruh petani kopi melakukan proses memilah kopi menggunakan mesin otomatis, tidak lagi diperiksa setiap bijinya menggunakan tangan manusia. Akan jauh lebih cepat dan mungkin saja Indonesia menjadi negara eksportir kopi nomor satu di dunia. Dengan begitu para pecinta kopi di berbagai penjuru dunia, akan datang ke Indonesia untuk mencicipi langsung dari pabriknya. Sehingga pendapatan negara akan meningkat.
Mesin sortasi kopi otomatis berfungsi untuk mengklasifikasikan kualitas kopi dengan inspeksi visual. Mesin ini dikendalikan oleh komputer yang terdiri dari konveyor belt, kamera digital, dan simulator pemisah bijian. Desain mesin sortasi digunakan untuk pengembangan sistem sortasi kopi yang akan dikategorikan menjadi empat kelas kualitas berdasarkan kualifikasi sesuai standar SCAA (Specialty Coffee Association of America). (Soedibyo, et al (2010). "Rancang Bangun Sistem Sortasi Cerdas Berbasis Pengolahan Citra untuk Kopi Beras". Jurnal Keteknikan Pertanian).

Jika mesin dapat dibuat cerdas, lalu apakah kita mampu membuat mesin yang lebih cerdas dari manusia? Jawabannya adalah tidak. Karena mesin itu sendiri dibuat oleh manusia, sehingga manusia-lah yang lebih cerdas. Saat ini mesin tidak dapat merancang mesin lainnya. Andaikan suatu saat hal itu bisa dilakukan, tetap saja manusia yang lebih pintar. Karena mesin hanya bekerja sesuai hasil rancangan manusia, atau dengan kata lain manusia yang merancang mesin. Selain itu, Allah menciptakan akal yang sempurna hanya pada manusia.